Stop Buruh Anak

Stop Buruh Anak

Sabtu, Juli 30, 2011

PKPA RUMUSKAN PANDUAN MONITORING KASUS ESA

Jakarta, 28 Juli 2011
Hari ini PKPA menyelenggarakan focus group discussion (FGD) di hotel Mecure
Jakarta. Sesi FGD yang merupakan bagian dari serangkai proses penyusunan panduan Investigasi, Monitoring dan Pelaporan Kasus Eksploitasi Seksual Anak (ESA) mengundang sejumlah lembaga tingkat nasional. Sekitar 25 lembaga dari pihak pemerintah pusat, LSM, Media, Organisasi Internasional dan Perguruan Tinggi di undang untuk ikut berkonstribusi dalam penyempurnaan panduan tersebut. Diantara lembaga-lembaga yang hadir adalah perwakilan Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Unit PPA Mabel POLRI, Komnas Perempuan, KPAI, Komnas PA, IOM, UN, PAKTA, ECPAT Indonesia, UNFPA, YKAI, RSPA, Penulis Tangguh dan sejumlah organisasi lainnya.

Proses FGD diawali dengan penjelasan dari Direktur Ekseternal PKPA, Misran Lubis, selaku lembaga yang menggagas adanya pedoman ini. Dalam sambutannya Misran mengatakan bahwa tujuan perumusan pedoman investigasi, monitoring dan pelaporan kasus-kasus ESA untuk meningkatkan kemampuan teknis dan peran lembaga-lembaga masyarakat sipil yang konsern dengan issu-issu anak untuk memiliki sebuah mekanisme yang lebih baik dalam pencatatan kasus-kasus ESA sekaligus melaporkannya kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan ditingkat nasinal dan internasional. Untuk memperkuat peran tersebut, PKPA mengajak kerjasama lembaga ECPAT Indonesia, sebuah lembaga nasional yang memiliki anggota dihampir seluruh provinsi Indonesia. Dengan adanya kerjasama ini maka pencatatan kasus-kasus ESA di Indonesia akan lebih mudah terpantau dan terlamporkan, sehingga besaran kasus ESA di Indonesia akan diketahui setiap tahunnya. Lebih lanjut Misran mengatakan, perumusan pedoman ini dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh PKPA, mereka terdiri dari 3 orang yang dipandang ahli dalam permusan panduan ini yaitu Drs. Afrinalid, Msi, Ahmad Sofian,MA dan MC Bastiani.

FGD ini difasilitasi langsung oleh tim perumus, secara bergantian para fasilitator memaparkan proses perumusan panduan, instrument-instrumen yang digunakan dan isi dari panduan investigasi, monitoring dan pelaporan. Diawali oleh Ahmad Sofian, dialnjutkan oleh Afrinaldi dan selanjutnya difasilitasi oleh MC Bastiani. Harapan dari para tim penulis adalah adanya masukan, kritik dan juga saran-saran untuk kesempurnaan pedoman tersebut. Buku panduan investigasi, monitoring dan pelaporan kasus-kasus ESA yang akan digunakan oleh para anggota ECPAT Indonesia diharapkan mudah digunakan dan adanya kesamaan perspektif tentang bentuk-bentuk ESA di Indonesia. Tim perumus akan melakukan penyempurnaan setelah dihasilkannya masukan selama FGD dan selanjutkan aka nada uji coba penggunaan buku pedoman ini, sebelum benar-benar di publikasikan secara luas.

Secara umu para peserta mengapresiasi adanya buku pedoman ini, karena sangat membantu para lembaga yang memiliki kegiatan penangangan issu-issu ESA dalam melakukan investigasi kasus, monitoring dan membuat laporan yang standart sesuai kebutuhan lembaga nasional dan internasonal. Karena fenomen ESA merupakan fakta yang sangat sulit diungkap dan ditelusuri populasinya, meski banyak kasus yang terjadi namun laporan akan kasus tersebut sangatlah sedikit. Hal ini tidak terlepasdari belum jelasnya instrument hukum yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus ESA dan fenomenanya yang sangat terselubung. Namun para peserta memberikan catatan khusus terkait batasan wewenang investigasi bagi lembaga masyarakat sipil, sehingga tidak menyalahi wewenang seperti yang dimiliki oleh pihak kepolisian serta institusi Negara lainnya yang diberi kewenangan secara hukum untuk melakukan investigasi.

Diakhir acara, Ahmad Sofian selaku kordinator tim perumus menyampaikan rasa terima kasih kepada para peserta yang telah berkonstribusi terhadap draft panduan ini dan akan mendikusikan di tingkat tim perumus. Namun komunikasi akan tetap dilakukan melalui berbagai media komunikasi untuk terus meminta masukan dari peserta. Hal ini untuk mendapatkan hasil yang baik dan buke panduan akan benar-benar aplikatif bagi organisasi masyarakat sipil yang akan menggunakannya. (PKPA Tim)

Rabu, Juli 27, 2011

ATRAKSI BUDAYA DAN BAKAT ANAK NIAS

PUNCAK PERAYAAN HARI ANAK NASIONAL 2011 PKPA-NIAS

Gunungsitoli, 23 Juli 2011

Merayakan Hari Anak Nasional 2011, PKPA Nias mengadakan serangkaian kegiatan yang

ditujukan untuk membangkitkan kembali nilai – nilai kreatifitas lokal yang mampu mengangkat kembali senit tradisional Nias. Meski jauh dari hiruk pikuk perayaan HAN dikota-kota besar namun anak-anak Nias dan masyarakat sekitar Gunungsitoli antusias menyambut kegiatan yang difasilitasi oleh PKPA. Mengusung tema nasional “Anak Indonesia sehat, kreatif dan berakhlak mulia” PKPA Nias bekerjasama dengan masyarakat desa Mudik, Organisasi Anak Bale Ono Niha dan Nusa Lima mengadakan beberapa perlombaan untuk memeriahkan puncak Hari Anak Nasional.

Kegiatan yang diselenggarakan selama 2 hari mulai 22-23 Juli menyelenggarakan lomba melukis tingkat SLTP dengan tema lukisan “lingkunganku bersih, lingkunganku sehat”, para peserta diminta melukis diatas kain sepanjang 10 meter, dengan space 1 meter untuk tiap peserta. Perlombaan kedua adalah lomba membuat miniatur rumah adat Nias tingkat SLTA, dalam perlombaan ini peserta diharuskan membuat miniatur rumah adat dengan bahan dasar dari bambu. Pada tanggal 23 Juli PKPA Nias mengadakan puncak perayaan Hari Anak Nasional 2011, di jalan Makam Pahlawan Desa Mudik, tepatnya didepan komoleks taman Makam Pahlawan. Hadir dalam perayaan ini yang mewakili kepala Desa Mudik bapak Budiman Telaumbanua, ketua P2TP2A Kabupaten Nias, Direktur Forniha dan perwakilan LSM Pesada Nias. Turut hadir juga tokoh masyarakat mudik dan para undangan yang terdiri dari msyarakat mudik dan utusan sekolah.

Dalam kata sambutannya, Kepala Desa Mudik mengatakan kegembiraannya dengan kegiatan yang diadakan oleh PKPA Nias, dimana PKPA Nias telah melakukan pendampingan di Nias khususnya di kota Gunungsitoli dengan sangat maksimal, dan diharapkan kegembiraan ini tidak hanya terhenti pada perayaan ini, namun juga berlanjut sampai kemudian hari. Perayaan HAN tahun ini dikhususkan untuk anak anak sekitar Kota Gunungsitoli untuk mengikuti perlombaan tradisional antara lain makan kerupuk, lari sendok, balap bakiak, paku botol, balap tempurung dan dansa balon. Perlombaan-perlombaan tradisional ini dibuat untuk menambah keceriaan anak pada hari perayaan anak yang memang dikhususkan untuk mereka, dan juga sebagai momen untuk membangkitkan kembali nilai nilai tradisi yang sudah mulai terkikis oleh kemajuan teknologi dan modernisasi.

Dan pada perayaan tersebut juga diumumkan para pemenang lomba melukis dan membuat miniatur rumah adat Nias, nama nama para pemenang diumumkan oleh para juri. Untuk lomba melukis jurinya adalah Hery (tutor training sablon di Lapas Gunungsitoli), Reny (reporter Nias Bangkit.com) dan Hendrik (staff Forniha), dan untuk juri lomba membuat miniatur rumah adat Nias adalah Bapak Melkhior Duha dari BPWN.

Dan para pemenang lomba melukis adalah juara I Artha Providensia Gulo dari SMP swasta Pembda 2 Gunungsitoli, juara II Roli Gulo dari SMP Swasta Kirsten BNKP Gunungsitoli, juara III Ahmad Tasrif Tanjung dari MTs Nu . Dan para juara lomba membuat miniatur rumah adat Nias adalah Juara I sandy setiawan Lase dan Roni Kristian Laoli danri SMK Swasta Faliera, Juara II ikhtiar Zebua dan Beriman Sejahtera Zalukhu dari SMA Swasta Pembda 1 Gunungsitoli, dan juara III Peringatan Halawa dan Lisman Zebua dari SMA Negeri 1 Gunungsitoli.

Masing masing juara memperoleh Tropy dan uang tunai sebesar Rp. 250.000, Rp. 200.000 dan Rp. 150.000 untuk pemenang lomba melukis dan untuk lomba membuat miniatur rumah adat juga mendapat Tropy dan uang tunai masing masing sebesar Rp. 500.000, Rp. 400.000 dan Rp. 300.000. para juara lomba tradisional juga memperoleh hadiah yang tidak kalah menarik yaitu paket school kits dan hyegiene kits. (Tim PKPA Nias)

Selasa, Juli 26, 2011

TALENTS AND CULTURE ATTRACTION OF NIAS CHILDREN (Englis Version)

TALENTS AND CULTURE ATTRACTION OF NIAS CHILDREN
AT NATIONAL CHILD DAY CELEBRATION OF 2011

Gunungsitoli, 23rd July 2011

Celebrating national child day of 2011, PKPA is organizing many activities to raise local creativity and local tradition. Even far from big celebration in the city, but Nias children and Mudik community are very happy with this celebration facilitated by PKPA Nias. With the theme “Indonesia Child healthy, Creative, and honorable” PKPA Nias are colaborating with Mudik Community, Youth Organization Bale Ono Niha and Nusa Lima are making some contest.

In two days of celebration from 22nd – 23rd of July 2011, the contests are painting contest to junior high school with the theme : “my environment clean, my environment healthy”, the contestant have to paint on 10 meters white banner, each of them get 1 meter space. The second contest is making miniature of Nias Traditional house for high school students, the contestant must make miniature of traditional house that made from bamboo. And at 23rd of July, PKPA Nias make the celebration of National Child Day 2011, at Makam Pahlawan Street, Mudik Village, in front of Military Grave Yard. Attend in this celebration, representation of The Head of Mudik Village Mr. Budiman Telaumbanua, the Head of P2TP2A (united service centre for women and children protection) of Nias District, The director of Forniha and PESADA (local NGOs), and also community figure and the participant from Mudik Community and school teacher.

In his speech, the head of Mudik Village said that he is very happy with this celebration, PKPA Nias has done assistance in Gunungsitoli maximally, and he is hoping that the assistance will continue. This celebration also dedicated to the children around Gunungsitoli to join the traditional contest, such as eat chips, spoon race, bakiak race, putting nails into bottle, tempurung race and baloon dance. This contest are made to increase happiness for the children in their day, and as the moment to raise tradition values that already gotten rid by technology and modernization.

At this celebration also announced the winner of the painting and making miniature of traditional house contests, the names are announced by the jury. For the painting contest, the juries are Hery (tutor of sablon training in Prison), reni (reporter of Nias Bangkit.com) and Hendrik (Forniha), and the juries for the miniature of traditional house contest is Mr. Melkhior Duha from BPWN.

And the winner for the painting contest are the first winner is Artha Providensia Gulo from Pembda 2 junior high school of Gunungsitoli, the second is Roli Gulo from BNKP junior high school of Gunungsitoli, the third is Ahmad Tasrif Tanjung from Nahdatul Ulama junior high school . and the winner for the miniature of traditional house contest are the first winner are sandy setiawan Lase and Roni Kristian Laoli from Faliera high school, the second are ikhtiar Zebua and Beriman Sejahtera Zalukhu from Pembda 1 high school of Gunungsitoli, and the third are Peringatan Halawa and Lisman Zebua from 1st public high school of Gunungsitoli.

Each of them get a thropy and cash money, the amount are Rp. 250.000, Rp. 200.000 and Rp. 150.000 for painting contest, and for the miniature of traditional house, each of the winner get a thropy and cash money, the amount are Rp. 500.000, Rp. 400.000 and Rp. 300.000. the winner of the traditional contest also get many interesting gift, they get school kits and hygiene kits. (PKPA Nias Team)